Hidup jadi anak rantau
di negara orang emang harus pinter untuk mengatur semuanya sendiri. Salah
satunya adalah mengatur keuangan dan juga waktu sebaik mungkin. Biaya hidup di
Jepang yang mahal, membuat gua harus bisa menahan mata supaya tidak membeli
hal-hal yang tidak diperlukan. Maklum,
kadang kalau ada make up keluaran
baru bawaannya mau beli. Well, gua
akan cerita mengenai bagaimana enaknya hidup di negara orang sebagai pelajar
asing.
Dari dulu, gua emang
udah punya mimpi untuk bisa merasakan bagaimana nikmatnya kuliah atau belajar
di negara orang, dan alhamdulillah nya Allah mengabulkan doa gua. Pas dapat
kabar bahwa gua akan study di jepang,
awalnya ngga percaya. Tapi, pas gua cubit pipi temen gua dan ternyata sakit , oke
gua mikirnya berati emang nyata. Sangat bersyukur dan gua janji dalam hati
untuk tidak mengecewakan diri sendiri ataupun orang tua. Pokonya tekad gua
adalah belajar yang rajin dan tidak main selama di jepang ( kenyataannya gua
menyelipkan waktu untuk main he he he ). Semuanya butuh usaha dan kerja keras
sampai akhirnya gua bisa merasakan belajar di negeri sakura. Tapi, namanya juga
manusia ada aja yang ngga suka sama rezeki gua untuk belajar di negeri sakura, selalu
jadi bahan omongan beberapa orang. Gua sih bodo amat, toh mereka ngga pernah
tau bagaimana kerasnya usaha gua untuk bisa mewujudkan apa yang gua mau,
semuanya butuh perjuangan.
Selama di Jepang, gua
tinggal dan kuliah di Perfektur Tochigi-Ken,Shimotsuke-shi. Terletak di bagian
utara Kanto dengan ibu kota Utsunomiya. Lumayan jauh dari Tokyo, butuh waktu 2
jam dari Tochigi menuju Tokyo,jika menggunakan kereta biasa. Beda lagi halnya
kalo naik kereta super cepet shinkansen yang membutuhkan waktu 35 atau 45 menit
dari Tochigi menuju Tokyo, atau sebaliknya. Dan gua kuliah di salah satu kampus
yang terletak di Jichi. Yaps, gua kuliah di salah satu kampus yang terkenal
dengan fakultas kedokteran dan perawatnya, dan termasuk salah satu kampus
terfavorit di Tochigi. Kebetulan gua kuliah di jurusan psikologi. Di Jepang
jurusan psikologi lebih banyak membahas dan fokus pada hal-hal klinis, dan
punya peranan yang penting seperti dokter untuk pasien.
Kebetulan gua tinggal
di apartemen bareng dua teman gua. Kenapa gua memutuskan untuk tidak tinggal di
dormitory. Alasannya karena biayanya ngga jauh beda sama gua tinggal di
apartemen, terus kalau di apartemen ada
peraturan untuk jam keluar atau masuknya, sedangkan beberapa mesin
pembeli makanan di asrama ngga menjual makanan halal, dan tiap malem gua selalu
lapar. Jadi keputusan untuk tinggal di apartemen jauh lebih enak sih, karena
ketika lapar tengah malam gua akan keluar untuk beli makan. Penyesuain jam
kuliah yang super padet mulai dari jam 07.00 pagi sampai jam 21.00 malam gua
baru selesai. Belum lagi jika ada rapat untuk pertemuan antara dokter,perawat
dan psikolog untuk membahas mengenai pasien dengan penyakit tertentu, atau
pasien yang sudah terlalu lama di rumah sakit atau hasil setelah operasi,dsb.
Bisa diperkirakan gua akan tiba di apartemen dengan berjalan kaki pukul 22.30
malam.
Tingkat disiplin yang
begitu tinggi, dan bagaimana orang-orang Jepang sangat menghargai waktu,
membuat gua menerapkan hal yang sama. Untuk selalu datang tepat waktu, bangun
pagi, selalu membiasakan merapikan sesuatu dimanapun, dan harus bisa melakukan self service ketika belanja di mall atau
supermarket. Karena gua menjalaninya dengan ikhlas, jadi semau terasa
menyenangkan. Meski harus bangun pagi dan pulang malem setiap harinya, meski
harus makan ramen atau miso setiap jam istirahat ( karena cafetaria kampus
tidak menyediakan makanan halal ) gua benar-benar menikmati setiap hal
tersebut. Di kampus hanya ada beberapa pelajar muslim, termasuk gua dan
beberapa teman dari timur tengah, dan bisa dihitung menggunakan jari berapa
banyak pelajar muslim yang memggunakan hijab.
Kalau kalian mampir ke
Jepang, cobalah sesekali mengunjungi Tochigi. Ada banyak wisata yang menarik.
Tokyo, Osaka sudah terlalu mainstream hehe.
Nanti akan aku bahas mengenai wisata di Tochigi..
4 komentar:
wuahhh, bersyukurnya studynya bisa di Jepang. Tetap semangat, keep istiqomah dan cerita2 Jepang di blog. Eh, tetap sehat juga. Moga bisa nemu makanan halal. Atau oneday bikin sendiri.
Salam kenal.
Hallo mba lidha,salam kenal juga :). Alhamdulillah skrg sdh bisa menemukan makanan halal mba hehe. Terimakasih sudah berkunjung membaca.
Waaah enak banget bisa ngelanjutin studi di Jepang. Aku juga berencana ngelanjutin studi di negeri tersebut. Di tunggu mbak post tentang Jepang lainnya ^^
Hallo mba andi. Terimakasih sudah berkunjung membaca. Wah mau melanjutkan S2 jurusan APA mba? Aamiin Ku doakan secepatnya ya mba bisa segera studi di sini :)!
Posting Komentar